Subhan Prasandra menjadi pelatih Judo NPC BantenMenyambut persiapan Pekan Olahraga Paralimpic Nasional (PEPARNAS) di Bandung, Jawa Barat. NPC Banten yang mengikutsertakan cabang Judo meminta kesediaan Sdr. Subhan Prasandra untuk melatih 1 orang atlet yang diprediksi bisa meraih salah satu medali di nomor Judo.
Ia cukup bersyukur bahwa dirinya masih dipercaya untuk menangani atlet-atlet berprestasi yang memiliki kekurangan namun masih memiliki semangat untuk bisa hidup berdampingan dan bersaing dengan atlet normal pada umumnya Hal ini tentunya merupakan kebanggaan tersendiri bagi Subhan Prasandra selaku pendiri perkumpulan Sandro Academy yang memang secara historis belum memiliki jejak rekam pengalaman dalam melatih atlet buta (blind).
Kepercayaan ini tentu berawal dari sejarah terpisahnya National Paralimpic Committee (NPC) Indonesia sebagai anggota KONI Pusat. Sehingga terbuka peluang untuk cabang paralimpic untuk bisa berdiri secara mandiri tanpa perlu lagi berkoordinasi dengan KONI ataupun Pengprov untuk cabang yang akan dipertandingkan di Pekan Paralimpic Nasional (Peparnas). Subhan sendiri mengakui bahwa pengalaman ia dalam menangani pejudo berkebutuhan khusus memiliki peluang untuk bisa diterapkan di program ini. Ia cukup bersyukur bahwa dirinya masih dipercaya untuk menangani atlet-atlet berprestasi yang memiliki kekurangan namun masih memiliki semangat untuk bisa hidup berdampingan dan bersaing dengan atlet normal pada umumnya. Untuk kebutuhan pemusatan latihan program Blind Judo, Subhan Prasandra yang mengelola beberapa kelas di beberapa kelas eksklusif. Menempatkan atlet Blind Judo untuk bisa berlatih dan sparring di BSA Martial Arts Center yang berlokasi di Jl. Anggrek Loka BSD City, Serpong Tangerang Selatan. Ia mengungkapkan, bahwa ia tidak akan memberikan penanganan khusus kepada seluruh atlet binaannya. Ia hanya menekankan kepada seluruh anggota untuk membantu adaptasi kepada atlet yang memiliki kebutuhan khusus seperti Autism dan Blind (buta permanen). Saat ini meski baru berjalan satu bulan latihan. Atlet yang dipersiapkan dalam PEPARNAS sudah memiliki beberapa kemajuan diantaranya mampu bersaing dalam hal randori dan newaza dengan anggota lainnya. Meski tidak akan mengungguli anggota normal. Namun ia melihat sudah ada ikatan dan keseimbangan bahwa tidak ada masalah yang sangat krusial yang bisa menghambat atlet disabilitas dalam meraih prestasi. Terutama, bila atlet tersebut memiliki jadwal latihan terprogram dibawah pengawasan Pelatih yang memiliki kredibilitas dan dukungan sparring dari atlet dari rekan perkumpulannya. |
Mengenai Pekan Paralimpic NasionalPekan Paralimpiade Nasional atau Pekan Paralimpik Indonesia (Peparnas) adalah suatu ajang kompetisi yang menyerupai Pekan Olahraga Nasional (PON) bagi atlet penyandang cacat Indonesia. Perbedaan PON dan Peparnas terletak pada pembagian kelas dan teknis pertandingan, dimana atlit dikelompokkan berdasarkan kondisi fisiknya. Dulunya, Peparnas disebut Pekan Olahraga Cacat Nasional, namun kemudian kata 'cacat' diganti dengan kata 'paralimpiade' seiring perkembangan yang terjadi di dalam organisasi Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Indonesia.
Dalam Pekan Paralimpiade Nasional XIV di Riau pada 7-13 September 2012, terdapat 11 cabang olahraga yang diperlombakan, yaitu: Atletik, Renang, Voli Duduk, Panahan, Tenis Kursi Roda, Tenis Meja, Bulu Tangkis, Futsal, Bowling, Catur dan Angkat Berat dengan total medali yang diperebutkan mencapai 424 medali. Kategori jenis kecacatan yang diikutkan adalah: Tuna Netra, Tuna Daksa, Tuna Grahita dan Tuna Rungu Wicara.Sedangkan pada Peparnas XIII di Kalimantan Timur, hanya mempertandingkan 8 cabang olahraga. Pada tahun 2016, Peparnas akan diselenggarakan di Jawa Barat dan akan mempertandingkan cabang olahraga Blind Judo untuk pertama kalinya. |