Pemanasan, cara ampuh menghindari Serangan Jantung saat latihan !.
SERANGAN jantung dapat terjadi kapan saja. Risiko serangan bahkan meningkat sampai 50 kali lipat saat berolahraga. Anda perlu memperhatikan gejala awalnya, sehingga ‘pompa kehidupan’ tidak terlambat diselamatkan. Serangan jantung bisa menyerang siapa saja dan kapan saja, bahkan ketika Anda berolahraga. Tidak hanya pada seseorang yang jarang berolahraga, bahkan seorang atlet pun tidak luput dari intaian serangan mematikan ini. Tentu masih segar dalam ingatan, tragedi yang menimpa beberapa pemain sepak bola yang meninggal di lapangan pertandingan.Pada saat seseorang berolahraga, terjadi peningkatan kerja jantung sehingga risiko serangan jantung akan meningkat. Risiko ini memang tidak terlalu besar terutama pada orang yang memang terbiasa berolahraga. Pada orang yang tidak biasa berolahraga, risikonya meningkat hingga 50 kali lipat. Oleh karena itu, bila tidak tertangani cepat dan tepat, maka serangan jantung dapat berakibat fatal.
Sebenarnya, dengan mengenali gejala serangan jantung di menit-menit pertama saat berolahraga, Anda bisa menyelamatkan diri Anda sendiri. Dalam penanganan serangan jantung, setiap menitnya begitu berharga.
Perhatikan tanda dan gejala awal serangan jantung ini saat Anda berolahraga: Rasa tidak nyaman di dada Tidak hanya rasa nyeri, perasaan berat, panas atau tidak nyaman di dada juga bisa menjadi indikasi adanya gangguan atau serangan jantung saat olahraga. Jangan sepelekan ‘jeritan’ awal jantung Anda di detik pertama Anda merasakannya. Sesak napas Bila sesak napas terjadi saat Anda melakukan olahraga yang biasa dilakukan, sebaiknya waspada dan hentikan segala aktivitas. Sesak napas dapat menjadi tanda adanya gangguan jantung ataupun paru. Keringat dingin Berkeringat adalah hal yang wajar saat berolahraga. Tapi waspadalah jika Anda berkeringat dingin; ini dapat menjadi ‘alarm’ bahwa sesuatu yang tidak normal sedang terjadi pada jantung Anda. Ritme jantung yang tidak normal Apabila Anda tiba-tiba merasakan jantung berdegup kencang, dada terpukul-pukul, atau irama jantung tidak beraturan, hentikan aktivitas saat itu juga. Segera istirahat dan cari bantuan medis untuk memastikan kondisi jantung Anda. ‘Periode emas’ untuk menyelamatkan jantung sangat singkat. Penyelamatan jantung secara medis idealnya harus dilakukan dalam kurun waktu 30-60 menit setelah serangan terjadi. Semakin lama Anda menyadari serangan jantung, semakin kecil peluang Anda menyelamatkan ‘pompa kehidupan’ Anda. Para ahli menyarankan bahwa sebelum olahraga sebaiknya Anda melakukan pemanasan. Tujuannya agar Anda terhindar dari kemungkinan cedera saat berolahraga. Sayangnya, masih banyak orang yang menyepelekan pemanasan. Bila sudah demikian, mungkinkah kurang pemanasan memicu serangan jantung saat olahraga?
Pemanasan harus selalu dilakukan, baik ketika melakukan olahraga ringan atau berat. Biasanya, untuk yang ingin melakukan intensitas olahraga ringan, pemanasan cukup dilakukan selama 10 menit. Namun, ketika Anda hendak melakukan olahraga dengan intensitas tinggi, pemanasan biasanya bisa lebih dari durasi waktu tersebut.Menurut dr. Fiona Amelia MPH dari KlikDokter, pemanasan menjelang olahraga harus bisa mengakomodasi ketiga jenis latihan, yakni kardio, peregangan, dan penguatan otot. Tanpa pemanasan tersebut, bisa menimbulkan bahaya bagi tubuh. Kemudian, dr. Ridwan Rasyid dari Sandro Academy juga menjelaskan terkait risiko serangan jantung yang mungkin muncul bila seseorang tidak melakukan pemanasan sebelum olahraga.
"Memicu atau meningkatkan risiko memang bisa. Pemanasan itu penting untuk mempersiapkan tubuh, baik dari otot di luar maupun dalam tubuh, salah satunya otot jantung," ujarnya ketika dikonfirmasi mengenai hal ini. Menurutnya, pemanasan akan memberi sinyal kepada tubuh, termasuk jantung, agar lebih siap untuk berolahraga. Hal ini juga termasuk memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh untuk mendukung stamina selama berolahraga. |
Pemanasan yang tepat sebelum olahraga
Teknik pemanasan yang baik akan meningkatkan aliran darah, suhu otot, serta suhu inti tubuh, sehingga kontraksi dan relaksasi otot lebih cepat dan lebih bertenaga. Selain itu, dr. Fiona mengungkapkan bahwa aliran oksigen akan lebih baik ketika Anda melakukan pemanasan dengan tepat. Hasilnya, laju metabolisme dan pembakaran kalori tubuh akan meningkat. Pada akhirnya, semua proses tersebut memberikan efek positif terhadap performa seseorang dalam berolahraga. Selain itu, pemanasan akan membuat otot dan sendi lebih fleksibel, melemaskan ikatan-ikatan jaringan penyambung pada otot dan sendi. Dengan demikian, saat berolahraga tubuh lebih siap menghadapi gerakan-gerakan yang bersifat tiba-tiba dan mampu bertahan pada latihan dengan intensitas berat. Pemanasan yang tepat dimulai secara perlahan dengan gerakan ringan seperti berjalan atau joging. Gerakan ini akan membuat suhu otot dan inti tubuh Anda meningkat, sehingga membuat Anda berkeringat. Otot-otot tubuh pun akan menjadi lebih elastis dan siap untuk diregangkan.
Setelah gerakan ringan dilakukan selama 5-10 menit, lakukanlah peregangan otot. Fokuskan gerakan pada otot-otot yang banyak digunakan saat berolahraga. Kemudian, tingkatkan intensitasnya secara bertahap. "Anda dapat memilih untuk melakukan peregangan statis, yaitu dengan mempertahankan posisi tertentu selama 10-30 detik. Atau, Anda juga bisa melakukan peregangan dinamis, dengan menggerakkan otot dan sendi tubuh secara optimal, milsalnya pada gerakan range of motion," tambah dr. Fiona. Beberapa contoh gerakan range of motion (ROM) adalah menekuk dan meluruskan sendi, menggerakkan dagu menempel ke dada, serta menaikkan dan menurunkan lengan. Inti dari melakukan pemanasan sebelum olahraga adalah untuk menghindari cedera atau kejadian yang tidak diinginkan lainnya, termasuk serangan jantung. Jadi, mulai sekarang, jangan sepelekan pemanasan menjelang olahraga, ya! Cara memberikan pertolonganPenting untuk mengetahui pertolongan pertama serangan jantung. Jika seseorang tiba-tiba mengalami serangan jantung, hal pertama yang perlu dilakukan adalah:
Untuk mencegah terjadinya serangan jantung, orang dengan penyakit jantung harus berhenti merokok maupun mengonsumsi minuman beralkohol, serta menjaga tekanan darah, gula darah, dan kolesterolnya tetap normal. Penting untuk mengonsumsi makanan sehat dan olahraga teratur, serta menjaga agar berat badan tetap normal. |